Minggu, 23 April 2017

Hati yang Terpilih

Kepada kamu yang selalu ku nanti sepanjang hari, baik indah senyum, lembut tutur kata dan merdunya suaramu. Kepada siapa lagi aku harus berlari sementara hanya kamu saja yang ku nanti. Kamu saja yang telah membuatku jatuh hati dan memilih berhenti mencari. Sejak saat itu aku tak pernah membuka hati walau hanya sekali. Meski beberapa hati menghampiri silih berganti, kamu tetap yang setia ku nanti. Ingatlah saat aku memandangmu begitu pula sebaliknya, saat memilih saling jatuh hati kita sudah meniatkan dan sepakat menuai harapan tinggi. Ingat kembali bagaimana panjangnya perjalanan yang telah kita lalui bersama, yang pernah kita lakukan berdua. Berapa banyak hal yang pernah kita lewati. Lalu, jika saat ini engkau menjauh pergi, mengertilah bahwa rasa itu benar-benar tumbuh dan ada untuk diperhatikan lebih lagi. Pahamilah bahwa rasa itu tak pernah salah. Akankah kamu menyerah begitu saja? Kebimbangan apa yang memilihmu tetap mundur? Perihal patah oleh perasaan lama yang pernah ada, aku yakin orang lain itu paham bahwa engkau memang bukan untuknya. Rasa sakit. Rasa perih. Rasa sedih. Selalu berdampingan dengan kebahagiaan yang kita miliki. Lantas ketakutan apa lagi yang kamu tanam?

Pamamilah bahwa hati memang harus dipilih. Memilih mengikhlaskan atau mempertahankan. Yang perlu kamu tahu, bahwa rasa ku ini bukan untuk sementara yang tiba-tiba muncul lalu pergi. Setelah apa yang telah kita tanam bersama, sejak saat itu sudah ku putuskan untuk memilihmu. Memilih mempertahankan atas dasar komitmen yang kita bangun bersama mecapai harapan.  Selayaknya karang yang tetap berdiri tegar melawan ombak yang selalu datang. Disini, aku berusaha konsisten dengan apa yang pernah kita rangkai. Semoga kamu mengerti, bahwa dengan tetap mencintai dan bertahan padamu aku merelakan banyak hal terlewati. Namun, aku tak pernah menyesal, sebab bersamamu hal sederhana pun bisa terasa lebih berarti. Kamu harus tahu, bahwa hatimu sudah terlanjur terpatri hingga banyak hal yang ku abaikan demi menjaga hati. Aku tak ingin mencari, sebab aku sudah memilih hatimu. 

Lalu, jika kamu pun tak kunjung kembali, aku bisa apa selain menunggu hari-hari yang aku sendiri pun tak mengerti sampai kapan berhenti. Pahamilah bahwa rasa itu lebih kuat dari apa yang kamu kira adanya. Akankah kamu tetap mundur? Meski bermalam-malam aku tetap memanjatkan doa yang sama, doa yang tak pernah lupa sekalipun aku merintih perih. Selayaknya pasir yang ku tumpuk hingga menggunung tinggi. Sekali lagi semoga kamu mengerti, bahwa cinta memang harus dipilih meski harus mematahkan hati yang lain. Semoga kamu pun tak menyesal dengan pilihan yang telah kamu putuskan, namun kamu harus tahu bahwa menyia-yiakan cinta yang tulus adalah kerugian yang amat fatal. Kamu tak perlu mencari, sebab hatimu sudah kupilih lebih dulu.    

Rabu, 19 April 2017

apa kabar jodoh?

      Aku lulus kuliah dulu. Kamu juga harus menyelesaikan belajarmu. Jika nanti kamu sudah siap, datanglah kerumah menemui ayah untuk mengkhitbahku. Jangan pernah lelah untuk berdo'a, baik untukmu sendiri, untukku dan jalan untuk kita. Mantapkan dulu hatimu jika aku memang benar-benar pilihan. Dalam keputusan itu jangan kamu selipkan keraguan, mohon lah petunjuk dariNya. Jangan pernah bosan berdo'a kepadaNya. Semoga do'a-do'a yang kamu lantunkan setiap sujud malammu terkabul, begitu pula do'aku yang tak pernah berhenti untukmu. Jika aku adalah pilihan diantara beberapa, aku yakin perempuan lain paham bahwa kamu bukanlah jodohnya. Jika engkau pun memilihnya daripadaku, aku pun juga harus paham bahwa kamu memang bukan ditakdirkan untukku. Aku pun yakin, kelak pasti ada seseorang yang tepat yang telah dituliskan namanya untuk membangun keimanan bersama meraih ridhloNya bersamaku. Semoga engkau yang ku maksud dalam tulisan ini, sempat membacanya karena sulit bagiku menyampaikan walau hanya beberapa kalimat. Terima kasih sudah sudi membaca. I don't care about your past, I care about ours :)