Jumat, 29 September 2017

Aku Ingin Menjadi Akhir dari Kisah Panjang Pencarianmu

                  Entah apa yang sedang kau cari saat ini? aku memahami, bahwa hidup memang harus terus berjalan. Terkadang, engkau merasakan bahwa engkau sedang menunggu sesuatu, namun kau tak tahu apa yang sedang ditunggu. Terkadang engkau menunggu yang tak pasti. Karena semua pertanyaan-pertanyaan itu hanya Yang Maha Tahu yang mengetahuinya. Jawaban jawaban yang kau cari selama ini, akan terjawab pada waktu yang tepat. Mungkin hanya masalah waktu. Namun tidak, terkadang kau merasa bahwa waktu sama sekali tidak menyembuhkan luka-luka yang pernah menggores. Waktu sama sekali tidak pernah membunuh rindu-rindu yang kian menumpuk. Waktu sama sekali tak bersahabat dengan hati yang terus menyayat. Tapi juga tidak selamanya seperti itu, jangan pernah mensia-siakan waktumu. Karenanya adalah harta yang paling berharga. Ia tak mampu kembali ke masa lalu. Tak mampu kembali memutar balikkan ke masa dulu. Karena suatu hal memang diciptakan untuk tidak diulang kembali seperti semula seperti sedia kala. Bagaikan gelas kaca yang telah jatuh berkeping-keping bagaimana bisa kembali utuh, meskipun kau usahakan sekeras mungkin mengelemnya, ia tak akan pernah menjadi utuh.
                Mencari pasangan bukan hanya sebatas rasa ingin atau sama seperti kriteria yang sedang kita idamkan, ketahuilah ada yang jauh lebih penting daripada itu. Semakin jauh semakin engkau paham akan hal ini dan semakin engkau mengerti, ternyata mencari pasangan adalah bagaimana kita benar-benar berhasil menemukan satu orang yang tepat yang sanggup memberi rasa tenang, yang sanggup memberi definisi terbaik tentang kata cukup. Suatu hari engkau akan tahu bahwa setelah itu pasti akan ada seseorang yang lebih, lebih dan lebih, namun ketika engkau tlah jatuh hati, engkau paham bahwa cinta tidak hanya sekedar yang terlihat oleh mata. Suatu saat engkau akan sadar bahwa kata sempurna tidak tepat diatasnamakan dalam mencari pasangan, karena ketika engkau mencari yang sempurna, maka yang terbaik akan hilang.

                Berapa banyak waktu lagi yang kau buang? Dan berapa banyak waktu lagi yang kau habiskan dengan orang yang salah? Penantian memang kadang menyakitkan. Aku harap engkau paham bahwa Tuhan pasti akan mempertemukan, entah kapan dan pada hitungan detik keberapa akan berjumpa, namun itu pasti. Percayalah jika aku memang takdirmu Tuhan akan mempertemukan kita kembali. Jika benar memang, kita pasti akan didekatkan dengan cara terbaik olehNya. Aku disini hanya mampu berharap suatu saat Tuhan benar-benar mengabulkan doa yang terpanjatkan setiap malamnya, doa yang selalu ku sematkan dalam setiap ibadahku. Mempermudah jalanku menuju padamu dimana pun engkau berada jika engkau memang takdirku yang senantiasa terpeluk dalam restuNya. Ketika engkau sudah lelah mencari, aku ingin waktu segera mempertemukan kita, entah kita pernah berjumpa dan kembali dipertemukan atau memang ini pertama kali kita dipertemukan dengan segenap keyakinan. Aku ingin menjadi akhir dari kisah panjang pencarianmu.  

Jumat, 21 Juli 2017

Masih Merindumu Kasih

            Kamu apakabar? Aku harap kamu baik-baik saja saat ini, sesuai doa-doa yang selalu ku panjatkan pada Tuhanku. Saat ini aku sedang sedih, karena ku tak tahu lagi kabar darimu. Kau sedang apa, bagaimana perasaanmu, keadaanmu sejauh ini seperti apa aku tak bisa lagi memahami. Aku merindukanmu pasti, aku merindukan tulisan-tulisanmu. Aku harap kamu mengerti bahwa mulai dari lembar pertama hingga terbitan terbaru,  akulah yang setia membacanya.
              Aku tahu kita pernah melukis cerita dulu. Aku mengerti kita pernah mengukir kenangan yang sampai saat ini kenangan terindah itu adalah ketika ku habiskan waktu bersamamu. Aku paham kita pernah dekat dalam setiap waktu yang kita miliki, namun itu dahulu dan sekarang masalahnya adalah aku merindukanmu. Aku rindu saat-saat kita sedang bersama, merajut kasih bercumbu asmara seakan dunia ini milik berdua.   Aku pun paham saat ini kita berpisah, bukan karena waktu yang memisahkan kita, tapi memang hati tak bisa dipaksakan. Aku pun mengerti bahwa saat ini kita telah jauh, bukan hanya raga namun lebih daripada itu, komunikasi, jarak yang membuatku sangat tersiksa setiap kali aku merindumu.
                Aku merindukan senyummu yang manis dibawah lampu temaram. Aku rindu sikapmu yang lugu dan lucu. Ingin sekali rasanya ku tatap kembali bola matamu, yang selalu mengingatkanku untuk selalu melihat ke dalam diriku. Aku rindu caramu berbicara denganku. Aku rindu caramu menghiburku ketika aku bosan dan malas-malasan tanpa semangat. Aku hanya senang melihatmu baik-baik saja meski kita tak bisa bersama lagi seperti dahulu. Aku senang bisa melihat dan merasakan perasaan yang sedang kamu alami melalui tulisanmu. Aku tersenyum bahagia meski hanya tahu melalui media sosial, begitulah caraku bahagia terhadapmu. Kamu pun harus mengerti bahwa aku yang selalu menanti tulisanmu, karena dari mana lagi aku bisa mengerti keadaanmu jika tidak dari sana. Bukannya aku berharap tinggi kembali atas perasaan yang selama ini ku jaga, aku hanya belum terbiasa melepaskanmu dari pikiranku. Sekali dua kali aku masih memikirkanmu, meski aku sudah sangat nyaman dengan keadaanku saat ini, meski aku terlalu nyaman dengan kesibukkanku sendiri, mengertilah bahwa dalam hati ini masih ada ruang untukmu. Aku bahagia dengan orang lain, aku bahagia bersama teman-teman seperjuanganku dan kehangatan keluargaku, namun ku tak pernah mengerti sampai kapan aku tidak merindumu. Saat ini aku percaya dengan kalimat “ You never stop to love someone, you just learn to live without them.”

          Aku tidak berharap kamu untuk kembali padaku datang padaku, hanya saja Tuhan mengabulkan setiap bait doa-doaku itulah sudah lebih dari cukup. Bagaimana aku selalu membisikkan rindu pada setiap ibadahku. Semoga yang selalu disemogakan, seperti yang selalu diharapkan bahwa kamu akan baik-baik saja, meski dalam keadaan apapun tanpa aku ketahui.

Kamis, 29 Juni 2017

Tentang Kesabaran

     Terimakasih kepadamu yang telah datang dalam hidupku, berkatmu aku tahu bagaimana rasa sakit, rasa rindu, rasa sedih, dan rasa pahit sampai ujung tenggorokanku sulit untuk bernafas. Terimakasih banyak atas pelajaran tentang kesabaran. Akhirnya aku memahami, apakah kesabaran memiliki batasan? Kini aku tahu jawabannya. Bahwa rasa sakit meski tak berdarah sebesar apapun akan luruh oleh rasa sabar. Tak ada yang mampu mengalahkan rasa sabar, selemah apapun fisik, serapuh apapun hati sekali tertanam kesabaran, dunia tak akan berani menyakitinya.
      Perempuan yang selalu kamu saksikan kuat, yang selalu bisa memeluk segala rasa sakit namun mereka bukanlah manusia super. Hatinya sama tidak terbuat dari baja. Perempuan tetaplah manusia biasa. Saat seseorang melihat ketegaran hatinya, mereka tidak tahu betapa keras perjuangannya untuk selalu membujuk dirinya sendiri menanamkan rasa sabar, membujuk diri untuk melepaskan, melupakan hal-hal yang tak perlu diperpanjang maka mengertilah bahwa semua hal itu tidak ada yang ringan untuk dilewati. Kamu tahu, ilmu yang paling sulit adalah ilmu ikhlas, namun kamu juga harus tahu bahwa menghadapi sesuatu yang paling utama adalah tentang kesabaran. Bahwa ketulusan hanya yang  bersangkutanlah yang tahu seberapa ikhlas ia telah berdamai dengan sesuatu.
      Dalam hal cinta, kamu harus mengerti bahwa mencintai dan dicintai sama-sama memberikan rasa sakit. Resiko mencintai adalah sakit, dan resiko dicintai adalah membuat orang lain sakit. Lalu resiko saling mencintai adalah kehilangan yang berujung sakit bahkan sekarat. Sekuat apapun pertahananmu, kamu tak akan bisa melewatinya tanpa rasa sabar. Kesabaranlah yang akan membuatmu bertahan sampai saat ini.
     Sekali lagi terima kasih banyak telah mengajariku lebih tentang kesabaran. Sekarang aku tahu jawaban yang sedang ku cari. 

Senin, 29 Mei 2017

Garis Waktu

Biarkan kita begini saja. Biarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan-pertanyaan. Kebahagiaan dan hari esok pun tak bisa dijamin. Apalah aku ini yang hanya ingin meminjammu sebentar karena aku tahu tak bisa memilikimu. Kau ada karena Tuhan dan kelak akan kembali pada-Nya.

Kau pergi menjauh, aku pun tak mampu menahanmu, bahkan mengejarmu yang sedang berlari. Aku sudah tinggi lalu aku terjatuh, untuk berusaha terbang lagi pun aku sulit. Bagaimana lagi aku harus naik sementara sayap saja aku tak punya.

Dan aku tak mau menyalahkan sang waktu yang telah berbaik hati mengenalkanmu padaku. Apa yang telah terjadi ini bukan hanya kebetulan, namun telah digariskan. Tak wajar jika harus tertanam kebencian,oleh karenanya aku bisa mengambil pelajaran. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan.

Mungkin aku harus mengalahkan egoku, membiarkanmu memilih tulang rusuk yang lain. Sakit memang, tapi aku bisa apa ketika Tuhan berkehendak, dialah pasangan tulang rusukmu.

Hujan turun tanpa tanggung-tanggung seperti menggambarkan hatiku yang memilu. Semuanya telah berubah semenjak jarak memisahkan dan hujan yang menahan waktu. Waktu yang mematahkan begitu pula menyembuhkan. 

Senin, 22 Mei 2017

Tulisanmu yang ku nanti

       Aku selalu menunggu tulisanmu karena dari mana lagi aku tahu tentang jalan pikiranmu jika tidak dari sana.  Kita tidak pernah bertatap muka kembali, jarak mengikis harapanku, komunikasi menelan diri dalam-dalam. Bila saja suatu saat nanti kita bertemu, mungkin hanya kebetulan atau memang sebuah keberuntunganku. Aku selalu menanti tulisanmu karena dari mana lagi aku tahu tentang jalan pikiranmu, tentang masalah yang sedang kamu hadapi, tentang perasaan yang sedang kamu rasakan. Meskipun tulisanmu tidak sepenuhnya mewakili tentangmu, namun setidaknya aku tahu perasaanmu masih hidup untuk aku mengerti.
      Aku adalah pembaca setia tulisanmu karena dari mana lagi aku tahu tentang segala hal yang berkaitan denganmu jika tidak dari sana. Aku selalu membacanya mulai dari halaman pertama hingga berlembar lembar halaman yang akan bertambah, karena dari sana lah aku bisa mengenalmu. Aku menyukaimu dengan cara seperti ini, menyisakan waktu tiap malam sepiku untuk menikmati alur ceritamu. Jangan berhenti menulis karena dari mana lagi aku bisa mengikutimu jika tidak dari sana. Aku menanti tulisanmu karena dari mana lagi aku bisa mengenalmu dengan leluasa jika tidak dari sana. Terus lah menulis. Tidak kamu tahu, aku pun tidak perlu repot-repot bertanya kesana kemari tentang kabarmu saat ini. Tidak kamu tahu pula, dibalik tulisanmu pasti ada seseorang yang mendoakan terbaik untukmu atas segala keresahan dan harapan tulisan-tulisan tanganmu yang lahir dari hati dan pikiranmu. 

Minggu, 23 April 2017

Hati yang Terpilih

Kepada kamu yang selalu ku nanti sepanjang hari, baik indah senyum, lembut tutur kata dan merdunya suaramu. Kepada siapa lagi aku harus berlari sementara hanya kamu saja yang ku nanti. Kamu saja yang telah membuatku jatuh hati dan memilih berhenti mencari. Sejak saat itu aku tak pernah membuka hati walau hanya sekali. Meski beberapa hati menghampiri silih berganti, kamu tetap yang setia ku nanti. Ingatlah saat aku memandangmu begitu pula sebaliknya, saat memilih saling jatuh hati kita sudah meniatkan dan sepakat menuai harapan tinggi. Ingat kembali bagaimana panjangnya perjalanan yang telah kita lalui bersama, yang pernah kita lakukan berdua. Berapa banyak hal yang pernah kita lewati. Lalu, jika saat ini engkau menjauh pergi, mengertilah bahwa rasa itu benar-benar tumbuh dan ada untuk diperhatikan lebih lagi. Pahamilah bahwa rasa itu tak pernah salah. Akankah kamu menyerah begitu saja? Kebimbangan apa yang memilihmu tetap mundur? Perihal patah oleh perasaan lama yang pernah ada, aku yakin orang lain itu paham bahwa engkau memang bukan untuknya. Rasa sakit. Rasa perih. Rasa sedih. Selalu berdampingan dengan kebahagiaan yang kita miliki. Lantas ketakutan apa lagi yang kamu tanam?

Pamamilah bahwa hati memang harus dipilih. Memilih mengikhlaskan atau mempertahankan. Yang perlu kamu tahu, bahwa rasa ku ini bukan untuk sementara yang tiba-tiba muncul lalu pergi. Setelah apa yang telah kita tanam bersama, sejak saat itu sudah ku putuskan untuk memilihmu. Memilih mempertahankan atas dasar komitmen yang kita bangun bersama mecapai harapan.  Selayaknya karang yang tetap berdiri tegar melawan ombak yang selalu datang. Disini, aku berusaha konsisten dengan apa yang pernah kita rangkai. Semoga kamu mengerti, bahwa dengan tetap mencintai dan bertahan padamu aku merelakan banyak hal terlewati. Namun, aku tak pernah menyesal, sebab bersamamu hal sederhana pun bisa terasa lebih berarti. Kamu harus tahu, bahwa hatimu sudah terlanjur terpatri hingga banyak hal yang ku abaikan demi menjaga hati. Aku tak ingin mencari, sebab aku sudah memilih hatimu. 

Lalu, jika kamu pun tak kunjung kembali, aku bisa apa selain menunggu hari-hari yang aku sendiri pun tak mengerti sampai kapan berhenti. Pahamilah bahwa rasa itu lebih kuat dari apa yang kamu kira adanya. Akankah kamu tetap mundur? Meski bermalam-malam aku tetap memanjatkan doa yang sama, doa yang tak pernah lupa sekalipun aku merintih perih. Selayaknya pasir yang ku tumpuk hingga menggunung tinggi. Sekali lagi semoga kamu mengerti, bahwa cinta memang harus dipilih meski harus mematahkan hati yang lain. Semoga kamu pun tak menyesal dengan pilihan yang telah kamu putuskan, namun kamu harus tahu bahwa menyia-yiakan cinta yang tulus adalah kerugian yang amat fatal. Kamu tak perlu mencari, sebab hatimu sudah kupilih lebih dulu.    

Rabu, 19 April 2017

apa kabar jodoh?

      Aku lulus kuliah dulu. Kamu juga harus menyelesaikan belajarmu. Jika nanti kamu sudah siap, datanglah kerumah menemui ayah untuk mengkhitbahku. Jangan pernah lelah untuk berdo'a, baik untukmu sendiri, untukku dan jalan untuk kita. Mantapkan dulu hatimu jika aku memang benar-benar pilihan. Dalam keputusan itu jangan kamu selipkan keraguan, mohon lah petunjuk dariNya. Jangan pernah bosan berdo'a kepadaNya. Semoga do'a-do'a yang kamu lantunkan setiap sujud malammu terkabul, begitu pula do'aku yang tak pernah berhenti untukmu. Jika aku adalah pilihan diantara beberapa, aku yakin perempuan lain paham bahwa kamu bukanlah jodohnya. Jika engkau pun memilihnya daripadaku, aku pun juga harus paham bahwa kamu memang bukan ditakdirkan untukku. Aku pun yakin, kelak pasti ada seseorang yang tepat yang telah dituliskan namanya untuk membangun keimanan bersama meraih ridhloNya bersamaku. Semoga engkau yang ku maksud dalam tulisan ini, sempat membacanya karena sulit bagiku menyampaikan walau hanya beberapa kalimat. Terima kasih sudah sudi membaca. I don't care about your past, I care about ours :)

Jumat, 03 Maret 2017

Melepaskan

               Suatu hari kau akan mengerti, betapa perasaan harus diikhlaskan. Aku mencintai lelaki itu. Bagiku dia adalah alasan mengapa harus tersenyum. Juga kenapa bahagia harus diwujudkan. Lebih melihat kedalam diriku. Karenanya pula aku lebih mengingat Tuhanku. Sebab, selama ini aku hanya berada dalam mimpi, terbayang-bayang oleh seseorang yang tak kunjung bisa ku miliki hingga akhirnya menjadi ambisi.
             Kelak kau pun akan mengerti, betapa pedihnya cinta yang tak bisa kau miliki. Mau tidak mau. Siap tidak siap. Yang waktunya berakhir akan tetap berakhir. Percuma aku menahannya tetap tinggal, bila pada dasarnya ia mengingini pergi. Aku paham ketakutannya menyakiti, namun ia juga harus belajar memahami. Bahwa perasaan bukan perihal barang yang begitu mudah dipindahkan. Ia ambil dan ia tata sesuka sebagaimana yang ia mau. Dan bukan perkara sulit pula untuk membongkarnya. Namun tidak, bukan seperti itu. Perasaan tidak dapat diatur sebagaimana yang kita mau. Ada hal yang harus ia tau, bahwa cinta bukan perkara mudah diselesaikan.
            Apakah ia ingin aku makan hatiku sendiri? Lalu mengubur semua impian yang ku tata sepenuh hati. Bukankah ia tau, betapa pedihnya patah hati di masa lalu? Apa ia tetap ingin aku merasakan hal yang sama? Menikmati luka-luka sementara ia tau kenyataannya seperti apa. Satu hal yang harus ia percaya. Bahwa perasaan itu terus tumbuh dan berkembang. Setiap hari aku jatuh hati padanya. Setiap waktu. Dia adalah seseorang yang tetap ingin ku cintai. Bukan perihal menahannya pergi. Namun ini tentang perasaan yang terlanjur ada. Tentang perasaan yang masih sama, yang hanya kepadanya saja. Hal yang tak bisa ku rasa kepada yang lain. Dan tak ada rasa menyakitinya dengan sengaja. Tentang hari-hari yang tak pernah pergi dari ingatanku. Serta rindu yang semakin hari semakin bertumpuk. Bila memang ia harus pergi, aku pun tak bisa menahannya untuk tetap tinggal. Bahkan ketika ia menjauh pun aku tak bisa apa apa. Meski aku pun tau bahwa ia dalah kesemua yang dibutuhkan hatiku.
                Aku paham hidup ini tentang pilihan. Kau pasti pernah mendengar ‘apa yang membuatmu sedih, tinggalkan. Apa yang membuatmu bahagia, pertahankan.’ Namun, bagiku tidak untuk keduanya saat ini. aku memilih bertahan pada rasaku padanya. Entah itu pilihan apa. Meski tak sampai, biarkan saja aku yang menyimpannya sendiri. Karenanya pula aku begitu bersyukur dengan apa yang ku miliki saat ini. sungguh tak ada penyesalan di dalamnya. Bila ia memang harus pergi, tak mengapa. Itu lah pilihannya, dan aku harus hargai keputusannnya. Pada ujungnya aku harus melepasnya. Bukan berarti aku berhenti mencintainya. Aku masih melakukan hal yang sama. Merindukannya tanpa perkara. Memeluknya dalam doa. 

Rabu, 01 Maret 2017

Kehadiranmu yang Singkat

              Wahai sahabat, pasangan itu seperti huruf alif lam mim dalam Al-Qur’an, hanya Tuhan saja yang tau. Ketika seorang laki-laki datang menghampirimu,lalu berkata ingin membahagiakanmu, melindungimu dan menjadikanmu sebagai pendamping hidupnya. Memang sudah sepantasnya engkau bahagia karenanya, namun ketika engkau telah menaruh kepercayaan itu terhadapnya, ia justru mengecewakanmu. Janganlah bersedih sahabat, ambilah pelajaran positifnya.
               Wahai sahabat, Tuhan itu Maha baik. Pertemuanmu dengan seorang laki-laki bukanlah hal yang kebetulan, namun Tuhan yang telah merencanakan. Bersyukurlah penuh, karena bersyukur adalah kunci dari kebahagiaan. Coba ambil sisi positifnya, engkau mampu mengenalnya dengan baik, engkau pernah merasa bahagia karenanya, yang selama ini tak pernah menerimanya. Bersyukurlah karena engkau diberi kesempatan tersebut. Tuhan pun baik sahabat, demi menyelamatkanmu dari orang yang salah, Tuhan mematahkan hatimu dulu. Berbahagialah perempuan yang tumbuh dengan segala kesedihan, segala perjalanan hidup yang menggores hati. Dari situlah engkau mampu bangkit, engkau menjadi kuat dan tegar menghadapi segala yang ada. Begitulah hidup selalu ada rintangan yang harus kita lewati, suka maupun duka silih beganti, layaknya roda yang berputar kadang berada diatas dan kadang berada dibawah. Cara menghadapi masalah bukanlah dengan berlari menghindarinya, namun hadapilah, terjunlah bersama masalahmu maka engkau akan menemukan apa yang sesungguhnya engkau cari. Berjuanglah bersama masalahmu, karenanya engkau sedang diuji oleh Tuhanmu.
               Wahai sahabat, Tuhan itu tau apa yang terbaik untukmu. Jangan lah engkau berlarut dalam kesedihan karena seorang laki-laki yang belum bisa bertanggungjawab terhadap ucapannya, namun bersyukurlah karena setelahnya engkau akan dipertemukan dengan seseorang yang memang terbaik bagimu yang mampu melindungi dan membahagiakanmu. Siapa dan bagaimana, jodoh itu ada ditangan Tuhan. Sahabat, cobalah untuk selalu menerima keputusan Tuhan, terimalah dengan lapang dada karena sesungguhnya engkau sedang diuji kesabaranmu. Mencobalah ikhlas untuk menerima segala ketentuan-Nya, karena ilmu yang paling sulit adalah ilmu ikhlas.
               Wahai sahabat, hidup ini hanya sekali di dunia, maka janganlah engkau sia-siakan dengan perbuatan yang tak bermanfaat bagimu sendiri. Jika hatimu bersedih, maka lebih dekatkanlah diri kepada Tuhanmu, banyaklah beramal shalih, membantu orang-orang yang membutuhkan, carilah jalan menuju ridhlo Tuhanmu. Suatu saat nanti engkau pasti akan dipertemukan dengan pasanganmu, mungkin bukan sekarang karena itulah Tuhan tlah mengaturnya pada saat waktu yang tepat. Selalu beristiqomah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, perbanyaklah bekal menuju akhirat karena hidup di dunia ini hanya sementara. 

Senin, 20 Februari 2017

Ketamakan Seorang Raja (Cerpen: all mixed)

             Di sebuah lapang yang sejuk dan damai penuh dengan ketakjupan  serta kerapian akan tata kota dan keteraturan lalu lintas terdapat sebuah kerajaan yang cukup terkenal dalam ranah nusantara. Kerajaan ini berdiri sejak 40 tahun silam. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana dan berpendidikan, beliau memiliki seorang putri yang cantik jelita dan seorang putra yang cukup familiar dikalangan masyarakat papan atas, dalam istilah lain dapat disebut sebagai seorang bangsawan, golongan elit maupun istilah yang digunakan pada jaman feodal yaitu kaum borjuis. Raja mengabdikan seluruh hidupnya terhadap kerajaan yang ia pimpin semenjak berdiri hingga sekarang.  Berbagai cara akan dilakukan walaupun dengan cara yang salah untuk membuat kerajaannya semakin jaya. Raja tak mau jika kerajaannya runtuh dan tertinggal maupun tertindas oleh kerajaan lain.
                Suatu hari datanglah sebuah keluarga yang singgah di kerajaan, keluarga tersebut disambut hangat oleh seperangkat pejabat kerajaan. Keluarga ini hendak meminta pertolongan untuk kesembuhan penyakit sang ayah. Para tabib kerajaan beserta jajaran perawat siap melayani sepenuh hati atas tamu yang ia miliki. Namun terjadilah kesalahan atas proses pengobatan tersebut. Sang ayah meninggal dunia dan tak terselamatkan, meninggalkan seorang putra dan istrinya. Sang ayah adalah korban mal praktik tabib kerajaan. Keluarga korban menuntut pihak kerajaan untuk bertanggungjawab, namun apa yang terjadi? Sang raja justru menutupi kebenaran dan fakta. Sang raja berusaha keras menjaga nama baik kerajaan, beliau tak ingin kejadian tersebut diungkap ke publik.
                Putra keluarga korban sangat marah dan terus ingin menuntut tapi ia tak memiliki bukti apapun. Setiap hari ia mengunjungi kerajaan untuk bertemu sang raja, merengek, memohon, dan menyembah sang raja agar beliau mau bertanggungjawab namun, tak sedikitpun raja menghiraukan sang putra. Beberapa hari setelah itu, istri keluarga korban meninggal dunia hingga tinggalah sang putra sebatang kara. Sang putra yang malang, sendirian tak memiliki siapa-siapa.
                20 tahun berlalu, kerajaan ini semakin jaya tersohor tiada yang menandingi. Sang putri tumbuh cantik jelita menjadi titik jantung kerajaan ini. Suatu hari datanglah pangeran yang rupawan dari Negeri Paman Sam yang hendak mengabdi di kerajaan yang tersohor. Atas kegigihan dan keuletannya pangeran diterima dengan senang hati oleh pihak kerajaan. Pangeran ialah pemuda yang berbakat dan masyarakat kerajaan pun mengakui keahliannya, maka tak lama sejak kedatangannya ia diangkat menjadi pemimpin prajurit kerajaan. Pangeran ini adalah tabib yang hebat, ribuan masyarakat yang berobat padanya sembuh dengan kurun waktu yang singkat. Raja semakin bangga padanya, hingga suatu hari Sang Pangeran dan Sang Putri kerajaan dipertemukan, mereka jatuh cinta.
                Satu tahun berlalu, kerajaan ini semakin jaya. Hari ketika itu, banyak penduduk datang ke kerajaan untuk berobat. Sang pangeran dan putripun sudah kewalahan untuk menanganinya. Namun, ada seseorang memperhatikannya. Dia adalah orang biasa yang bekerja mengantar beras untuk batih kerajaan, namun melihat suasana tersebut ia tak tinggal diam, ia ikut bergabung mengobati para penduduk karena jika tak segera ditangani mereka bisa meninggal. Sang pangeran dan sang putri akhirnya mendayari keberadaannya, mereka marah mengapa ada orang asing ikut mengobati. Ia sama sekali tak miliki ijin untuk bergabung, kekhawatiran itu semakin bertambah dan membuat marah, bagaimana jika penduduk yang ditanganinya justru akan meninggal. Seseorang dikerajaan tak boleh mudah percaya begitu saja kepada orang lain yang tak dikenal. Namun siapa yang tahu, ia adalah tabib yang hebat dari negeri seberang.
Ia adalah ksatria yang dinantikan sang raja. Tak lama kemudian, sang ksatria tinggal di kerajaan, namun apa yang terjadi justru persaingan sehat antara sang pangeran dan sang ksatria di lingkungan kerajaan. Sang pangeran tak ingin kalah berada di posisi bawah dari sang ksatria, namun sang ksatria tak pernah memperdulikannya, ia hanya memberikan yang terbaik terhadap apa yang dilakukannya.  Ketulusan hati sang ksatria, keramahan, dan kelembutannya ini menggoyahkan hati sang putri. Sang putri akhrinya jatuh cinta pada sang ksatria.
Pangeran pun marah, sudah berapa tahun pangeran dan putri menjalin cinta namun semuanya bagai melebur setelah kedatangan sang ksatria. Pangeran menghabiskan malam-malamnya untuk berfikir jernih, alhasil pangeran mengurungkan niatnya masalah cinta, karena niat sesungguhnya ia datang ke kerajaan adalah ingin menghancurkannya. Inilah taktik balas dendam sang pangeran atas kejadian 20 tahun lalu atas meninggalnya sang ayah. Sudah bertahun-tahun hal ini dinantkan olehnya. Beberapa hari setelah itu, tepat ketika kerajaan ini dipimpin oleh sang pangeran, sang raja mempercayakan penuh nasib kerajaan ditangan sang pangeran. Sang pangeran pun tersenyum, kerajaan sudah berada ditangannya saaatnya balas dendam terhadap sang raja. Ksatria, putri dan raja pun akhirnya mengetahui kedok pangeran, apalah nasi sudah menjadi bubur.  Sang raja pun diambang kematian. Sang putri datang dan terus menangis, ksatria pun mencoba memulihkan hati sang pangeran yang bertindak salah. Pertengkaran kata akhirnya terjadi. Kstaria yang baik, adil dan cerdas, meminta sang pangeran untuk menjaga dan melindungi sang putri, karena hanya cinta mereka berdua yang mampu membawa kerajaan ini tentram dan damai menuju sejahtera.
Berbagai teori dan penjelasan tak menyelesaikan masalah tersebut, akankah hal ini diselesiakan secara tindakan nyata?. Beberapa menit kemudian, inilah hati sang pangeran berubah menjadi iba. Ia benar-benar tidak bisa membalaskaa dendamnya kepada sang raja. Ia benar-benar mencintai kerajaan ini, ia benar-benar mencintai sang putri kerajaan. Sang raja pun menyadari akan ketamakannya, ia mengakui atas kesalahan meninggalnya sang ayah pangeran. Akhirnya keduanya pun mampu diselesaikan atas maaf sang raja kepada sang pangeran. Sang pangeran akhirnya menikah dengan sang putri atas restu sang raja. Kerajaan pun hidup damai dan sejahtera, mansyur akan kejayaannya. Sang kstria pun hidup bahagia bersamanya dan menemukan putri lain yang membawanya merasa bahagia dua kali lipat. 

Senin, 06 Februari 2017

Benci

                Saat itu dibawah pohon kenanga pada 2016, aku dan kamu bertatap muka. Panjang tujuh puluh lima centimeter lebih tepatnya memisahkan jarak antaranya. Kini engkau berada di hadapanku, tepat ketika membuka mata adalah bayangmu. Engkau pun berkata bahwa aku membencimu. Tidakkah pertanyaan itu untukmu sendiri? Atas dasar apa engkau mengatakannya?
                Bintang-bintang masih berkelip menyaksikan, namun tak kalah indah dengan parasmu dibawah lampu temaram. Engkau pun tersenyum  polos, berharap malam ini bersahabat menjadi malam yang panjang. Aku pun masih takjub terhadap pernyataan yang keluar dari mulut, dari bibirmu yang tipis. Tidakkah engkau memahaminya selama ini?. Bilasaja engkau memiliki rasa, sudah seharusnya engkau mengatakannya padaku. Haruskah aku bertanya terlebih dahulu?
                Aku membencimu ketika aku tak bisa berbicara denganmu. Aku benci ketika tak ada waktu yang bisa kita habiskan berdua. Aku benci ketika engkau tersenyum bersama perempuan lain. Aku benci. Aku benci ketika engkau jauh dari lingkunganku. Aku benci engkau tertawa bahagia tanpa adanya diriku. Aku sangat benci. Lantas apa setelah semua celotehanku? Engkau pun hanya terdiam tanpa kata. Senyum yang mewarnai terangnya malam itu melebur bersama wajahmu yang menunduk. Begitulah, sudah cukup menjelaskan kah bahwa aku menyukaimu dengan cara yang seperti itu?
                Suasana pun menjadi hening selama tiga menit lebih tepatnya. Engkau pun angkat bicara, menyanggah mengapa tak pria lain saja yang lebih mampu membahagiakanku? Tidak. Apakah baru saja engkau mematahkan harapanku?. Aku tak ingin engkau seperti pangeran yang hidup dalam dongeng, karena aku tak berharap menjadi putri salju. Aku tak ingin engkau seperti Romeo karena aku hidup bukan untuk mati bersamamu seperti Juliet. Aku tak berharap kisah ini seperti romance picisan pada kiranya sebuah film. Yang ku ingini hanya benar-benar kisah antara nama ‘aku’ dan ‘kamu’ . Mencintaimu itu tak mudah, bila memang harus patah, itu sudah sejak dulu. Bila memang harus berhenti, itu sudah ku mulai namun tak kunjung selesai. Begitulah, aku membencimu dengan cara seperti itu.

Senin, 23 Januari 2017

Melayang di Atas Awan

        Jatuh cinta bukan lagi hal asing bagi remaja, bahkan seusia muda adalah hal paling bahagia ketika mengenal cinta. Tunggu dulu, apa benar bahagia?
           Jatuh cinta mampu merubah segalanya di depan mata. Ketika melihat pohon pisang, bagaikan sedang melihat pohon natal.
Cinta pada pandanga pertama. Kenali dulu, apakah itu cinta atau nafsu?
Cinta mampu membuat kita bertindak gila sewajarnya. Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Bagaikan terbang melayang di atas awan. Bahkan kita sering tersenyum sendirian tanpa sebab. Hati bagaikan sedang tumbuh berbunga-bunga di taman. Ketika ia ada di depan mata, mulut seakan tercekat tak mampu berbicara walaupun sudah berlatih belasan kali sebelumnya. Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya hingga kita harus menyembunyikannya dengan cara terbaik agar tak telihat olehnya. Tangan yang gemetar hanya mampu berada di atas paha di bawah meja, lalu pipi mulai merah merona. Mataku memandangmu seakan tak ingin berkedip sekalipun. Kaki yang biasanya tegar menjadi tumpuan namun berubah lemas tak berdaya. Ini perasaanku, ketika melihatmu tersenyum, hati langsung beku seperti es yang keras membatu. Entah bagaimana lagi aku harus mengontrolnya. Aku sudah terlanjur melayang di atas awan hingga lupa bahwa aku bisa saja jatuh seketika.
Ribuan masalah di kepala yang berhari-hari menjadi beban pikiran, tiba tiba menjadi ringan. Mengapa? Karena kita lupa akan masalah itu. Kasmaran adalah pengaruh terkuat dalam setiap inci tindakan. Kasmaran adalah salah satu perusak fokus pikiran. Jatuh cinta, tentang hati dan perasaan yang mendominasi diri, bahkan logika sedang terabaikan, lalu merajuk walau tertekan. Terkadang apa yang kita lakukan menggambarkan perasaan yang dialami. Suatu kegembiraan hati, rasa senang, serta kebahagiaan begitu sulit untuk tertutupi, sama halnya perasaan patah hati, rasa sedih, serta kehancuran. Jatuh cinta bukanlah hal yang harus dihindari dan ditakuti. Setiap orang berhak untuk jatuh cinta. Setiap orang yang tertarik kepada lawan jenis yang siap memutuskan jatuh cinta maka ia harus siap untuk jatuh dan patah. Setiap pilihan dan keputusan memiliki resiko yang harus dihadapi bukan untuk dihindari. Perasaan suci dan murni lahir dari suara hati, yang membawa naik tinggi, terbang dan melayang di atas awan. 

Senin, 02 Januari 2017

Jadi, Kita Ditakdirkan Untuk Bersama

                Demi do’a yang ku panjatkan pada Tuhan, akhirnya dia adalah jawaban atas setiap baitnya. Akhirnya aku dipertemukan dalam barisan kata dan bahasa yang indah. Lantunan Surat Makkiyah ialah bumbu sedap dalam setiap menuku setiap harinya. Ia bagaikan sebuah pagar yang melindungiku agar tak terjatuh, pegangan tanganku dalam setiap reruntuhan. Tuhan mendengarkan bisik tangisku tiap malam kelabu.
               Kita yang dahulu terpisah ribuan kilometer jauh jaraknya, akan dipertemukan jika waktunya tiba. Jangan kuatir akan kesendirian yang sepi mengikuti, karena Tuhan tlah merencanakan waktu yang tepat untuk kita. Tuhan tak tidur, Tuhan mendengar setiap bisik keluh. Kita yang dahulu tak mengerti siapa, kini aku bahagia ketika engkau datang mengkhitbah lewat ayahku.
                Pertemuan ini adalah hari paling indah dalam setiap hari dari hidupku. Ternyata engkaulah pangeran yang dipaketkan oleh Tuhan. Hari ini jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya seolah tak mau berhenti segera. Yang ku mengerti, inilah kehendak Tuhan begitu dekat mengalir mendarah daging lebih dekat lagi dalam setiap urat nadi. Ternyata engkaulah yang dititipkan Tuhan untuk menemani hidupku. Badai ataupun puting, dialah yang akan ada disisiku di dunia ini. Ternyata engkaulah teman hidupku meraih ridhlo Tuhan di dunia ini, ternyata engkaulah setitik cahaya yang akan menuntunku dalam ruang gelap. Jadi, kita ditakdirkan bertemu untuk membangun keimanan bersama. Kita adalah satu, kita dipertemukan oleh kemurahan hati Sang Maha Kuasa.

                Then, we life happily ever after. I’m born to be yours and you born to be mine.