Kamis, 23 Mei 2019

Sebuah Kisah


        Kisah tidak selalu berakhir bahagia, mereka pun berakhir dusta. Iya, seperti pada setiap film, tidak selalu happy ending, mereka pun sad ending. Mau bagaimana pun jalan ceritanya, pelajaran yang dapat dipetik olehnya, keruntunan ceritanya, kecerdikan settingannya, jika tiba saatnya berpisah maka harus. Cerita yang bagus pun pasti akan berujung berpisah. Seperti itulah setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. 
        Dimana ada awalan pasti akan ada akhir disana. Yang kita lakukan itu bukan bersedih, bukan galau dan bukan juga untuk menghindari. Salah satu caranya adalah menghadapi, menerima dengan lapang dada. Setiap perpisahan pasti akan ada pertemuan lain yang lebih membahagiakan. Yakin saja. Satu yang tak bisa terhapus adalah kenangan. Sebuah perpisahan yang tersisa adalah kenangan, kenangan dalam pertemuan. Itulah hal yang paling berharga. Harusnya kamu bangga karena memiliki kenangan. Entah manis ataupun pahit. Setidaknya itulah yang kita miliki. Sebuah pelajaran berharga pun ialah pengalaman yang pernah kita lalui dari pertemuan-pertemuan yang pernah perjadi. Entah bagaimana pun kisah yang terjadi pasti akan ada suatu hal yang dapat kita petik di dalamnya. Baik atau buruk, ambil saja positifnya. Jadikan ia pedoman untuk hidupmu kedepan. Jika pernah melakukan kesalahan jangan mengulanginya untuk dua kali. Jika sudah pernah jatuh, jangan mengulanginya untuk jatuh kembali dalam lubang yang sama. Yang harus kamu fikirkan adalah bagaimana caranya kamu naik sehingga tidak terjatuh lagi. Terakhir, jangan hanya difikirkan tapi lakukan.

Selasa, 05 Maret 2019

Cerpen : Hati yang Rumit


Malam ini aku ingin bercerita tentang seorang pemuda. Ia bernama Jae Ha, namun ia lebih suka disapa dengan Ji. Ji seorang pemuda tampan berkulit putih, berbadan kurus dan tinggi. Senyumnya polos dan penuh tanya. Ji ialah anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya laki-laki berwibawa dan adik perempuan yang lugu. Sampai saat ini Ji adalah seseorang yang selalu ada untukku. Kapan pun dan dimana pun. Aku pun tak pernah habis bersyukur kepada Tuhan atas kehendaknya mempertemukanku dengannya.

Tahun lalu aku adalah teman dekat kakaknya, dekat seperti tulang dan nadi. Pada malam purnama waktu itu, bencana dahsyat terjadi dan memisahkan aku dengan kakak. Aku dan kakak adalah pasangan serasi yang selalu didukung oleh orangtua dan saudara, bahkan teman dan sahabat-sahabat yang pernah ada. Kita saling memahami dan mengerti satu sama lain. Kita memulai dari nol atas kesuksesan yang akhirnya tercapai. Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan dan diragukan, kesemuanya berjalan dengan natural dan tulus. Namun sebelum ikatan resmi itu terjadi, ternyata ketulusan itu pergi meninggalkan.

Setelah kepergiannya, Ji selalu berada disampingku, mendorongku, membangkitkanku dan menemani hari-hariku. Kebaikan Ji tidak pernah bisa aku balas dengan sepantasnya. Sampai saat ini Ji adalah seorang pemuda yang paling penting dihidupku. Waktunya, usahanya, pengorbanannya adalah hal yang paling berharga untukku. Ji selalu memprioritaskan aku dalam setiap waktunya. Selalu membantuku disaat aku berada dalam masa sulit. Selalu menemani disaat aku merasa sepi. Selalu nyata bukan sekedar ekspektasi. Selalu melebihi harapanku. Ji pemuda yang tanggguh dan kerja keras. Murah hati dan tulus. Ji inginku anggap seperti adik namun sepertinya terlalu lancang. Ji inginku anggap seperti kakak namun sepertinya terlalu memaksa. Ji inginku anggap sebagai teman namun sepertinya menyakitkan. Ji inginku anggap sebagai saudara namun sepertinya kemustahilan, apalagi aku anggap sebagai pengganti seseorang yang telah pergi. Rasanya tak baik apabila oranglain diluar sana sampai menyebutnya penghianatan. Semua posisi yang telah ku sebutkan, Ji memilikinya untukku. Namun apakah aku dan Ji akan terus seperti ini? rasanya aku pun ingin dia selalu disisiku.

Namun hati Ji bukanlah untukku. Apalagi hatiku yang separuh telah pergi. Disinilah, aku mulai mengerti bahwa keserakahan bukan hanya tentang kuasa dan materi namun, hati pun selalu ingin menjadi serakah.  Manusia memang tak pernah merasa puas.

Minggu, 03 Februari 2019

Sebuah Mimpi

    Setiap manusia pasti memiliki harapan yang tinggi, namun tak kesemua yang diharapkan selalu terwujud. Begitulah hidup, pahamilah bahwa kenyataan tak selalu sama seperti yang diharapkan. Namun jangan salah, jangan bersedih hati dan spesimis. Jangan sampai engkau menjadi kehilangan harapan karena sebuah keputus asaan. Namun jangan pula engkau gegabah dengan atas apa yang tak seperti kau inginkan. Setiap orang berhak memiliki mimpi, bahkan jangan hanya sampai dilangit, namun terbangkan luas ke angkasa. Kejar sampai titik perjuanganmu yang kesekian.
    Hargailah setiap mimpi orang lain, jangan hanya terpaku pada obsesi mewujudkan mimpimu sendiri. Adakalanya pula harus mencukupkan mimpi. Ketika kau terlalu melihat yang tak terlihat tapi didekatmu menetapkan kamu sebagai mimpinya. Hargailah.