Kisahnya seperti ini, aku dan dia
sudah selesai. Aku pikir cerita diantara kita telah usai. Cukup hingga terganti
oleh cerita yang lain. Ketahuilah kita hidup sudah masing-masing. Aku tak lagi
mendalami hidupnya yang pernah menarik perhatianku. Aku tak lagi menggali lebih
dalam tentang rasa yang pernah ada. Aku hanya mengikuti arah angin yang
berhembus entah akan membawaku kemana. Kurasa atas waktu-waktu yang pernah
terlewati sudah cukup bagiku untuk menunggunya. Bahkan sudah ku niatkan untuk
menutup kisah ini. Aku pikir tiada lagi cerita yang bisa diteruskan.
Namun
hal ini berbeda dengan apa yang aku pikirkan. Realita seakan tak ingin berhenti
disini. Hal apa lagi yang harus aku hadapi, tentang kisah mana pula yang harus
aku rasakan kembali? Sudah ku urungkan
niat untuk selalu tak ingin ikut campur masalahnya. Tak selalu ingin tahu
tentangnya. Tak selalu ingin peduli tentangnya. Semuanya sudah ku tutup sedemikian rupa. Aku menghargai
keberadaan orang lain, seseorang yang perasaannya harus aku jaga.
Takdir
berbicara lain, mungkin aku dengan orang baru ini belum disatukan saat ini. Syukurnya
semua berjalan baik tiada penyesalan dengan apa yang pernah aku lalui, sehingga
aku menikmati sedetik apapun jalan hidupku baik sendiri maupun berdua. Namun setelah ini perasaan yang dahulu sudah
aku tutup rapat-rapat seakan kembali lagi. Kau tau? Jantungku selalu berdebar
ketika melihatnya kembali. Tetiba saja dia muncul kembali dalam dunia maya dan
nyata, bahkan hanya berjarak sekitar seratus meter kita berada ditempat yang
sama. Dia seperti candu dalam hatiku. Entah bagaimana lagi aku harus
menyimpannya, namun ini benar-benar gemetar. Sejenak aku berpikir, mungkin ini
hanya kebetulan bukan takdir untuk dipertemukan kembali, mungkin ini adalah
rindu jadi tak perlu untuk digali kembali mengenai apa yang sudah aku kubur. Dan
sudah yang kesekian kalinya aku rindu sendirian, namun entah bagaimana
dengannya aku juga tidak ingin bertanya akan hal itu. Cukup saja disini. Biarlah
kisah diantara kita menjadi cerita hidup yang terindah. Mengenalnya itu adalah
suatu anugrah bagiku apalagi bonus rasa yang tak kunjung usai. Bahkan aku sudah
menutupnya dengan amat rapi. Begitulah, dia tetap menjadi bintangku yang
terindah. Biarkan saja aku melihatnya dengan baik diatas sana, sejatinya ia
tidak akan pernah aku gapai. Biarkan dia megah diatas sana dengan sinarnya yang
berkelip.