Senin, 20 Februari 2017

Ketamakan Seorang Raja (Cerpen: all mixed)

             Di sebuah lapang yang sejuk dan damai penuh dengan ketakjupan  serta kerapian akan tata kota dan keteraturan lalu lintas terdapat sebuah kerajaan yang cukup terkenal dalam ranah nusantara. Kerajaan ini berdiri sejak 40 tahun silam. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana dan berpendidikan, beliau memiliki seorang putri yang cantik jelita dan seorang putra yang cukup familiar dikalangan masyarakat papan atas, dalam istilah lain dapat disebut sebagai seorang bangsawan, golongan elit maupun istilah yang digunakan pada jaman feodal yaitu kaum borjuis. Raja mengabdikan seluruh hidupnya terhadap kerajaan yang ia pimpin semenjak berdiri hingga sekarang.  Berbagai cara akan dilakukan walaupun dengan cara yang salah untuk membuat kerajaannya semakin jaya. Raja tak mau jika kerajaannya runtuh dan tertinggal maupun tertindas oleh kerajaan lain.
                Suatu hari datanglah sebuah keluarga yang singgah di kerajaan, keluarga tersebut disambut hangat oleh seperangkat pejabat kerajaan. Keluarga ini hendak meminta pertolongan untuk kesembuhan penyakit sang ayah. Para tabib kerajaan beserta jajaran perawat siap melayani sepenuh hati atas tamu yang ia miliki. Namun terjadilah kesalahan atas proses pengobatan tersebut. Sang ayah meninggal dunia dan tak terselamatkan, meninggalkan seorang putra dan istrinya. Sang ayah adalah korban mal praktik tabib kerajaan. Keluarga korban menuntut pihak kerajaan untuk bertanggungjawab, namun apa yang terjadi? Sang raja justru menutupi kebenaran dan fakta. Sang raja berusaha keras menjaga nama baik kerajaan, beliau tak ingin kejadian tersebut diungkap ke publik.
                Putra keluarga korban sangat marah dan terus ingin menuntut tapi ia tak memiliki bukti apapun. Setiap hari ia mengunjungi kerajaan untuk bertemu sang raja, merengek, memohon, dan menyembah sang raja agar beliau mau bertanggungjawab namun, tak sedikitpun raja menghiraukan sang putra. Beberapa hari setelah itu, istri keluarga korban meninggal dunia hingga tinggalah sang putra sebatang kara. Sang putra yang malang, sendirian tak memiliki siapa-siapa.
                20 tahun berlalu, kerajaan ini semakin jaya tersohor tiada yang menandingi. Sang putri tumbuh cantik jelita menjadi titik jantung kerajaan ini. Suatu hari datanglah pangeran yang rupawan dari Negeri Paman Sam yang hendak mengabdi di kerajaan yang tersohor. Atas kegigihan dan keuletannya pangeran diterima dengan senang hati oleh pihak kerajaan. Pangeran ialah pemuda yang berbakat dan masyarakat kerajaan pun mengakui keahliannya, maka tak lama sejak kedatangannya ia diangkat menjadi pemimpin prajurit kerajaan. Pangeran ini adalah tabib yang hebat, ribuan masyarakat yang berobat padanya sembuh dengan kurun waktu yang singkat. Raja semakin bangga padanya, hingga suatu hari Sang Pangeran dan Sang Putri kerajaan dipertemukan, mereka jatuh cinta.
                Satu tahun berlalu, kerajaan ini semakin jaya. Hari ketika itu, banyak penduduk datang ke kerajaan untuk berobat. Sang pangeran dan putripun sudah kewalahan untuk menanganinya. Namun, ada seseorang memperhatikannya. Dia adalah orang biasa yang bekerja mengantar beras untuk batih kerajaan, namun melihat suasana tersebut ia tak tinggal diam, ia ikut bergabung mengobati para penduduk karena jika tak segera ditangani mereka bisa meninggal. Sang pangeran dan sang putri akhirnya mendayari keberadaannya, mereka marah mengapa ada orang asing ikut mengobati. Ia sama sekali tak miliki ijin untuk bergabung, kekhawatiran itu semakin bertambah dan membuat marah, bagaimana jika penduduk yang ditanganinya justru akan meninggal. Seseorang dikerajaan tak boleh mudah percaya begitu saja kepada orang lain yang tak dikenal. Namun siapa yang tahu, ia adalah tabib yang hebat dari negeri seberang.
Ia adalah ksatria yang dinantikan sang raja. Tak lama kemudian, sang ksatria tinggal di kerajaan, namun apa yang terjadi justru persaingan sehat antara sang pangeran dan sang ksatria di lingkungan kerajaan. Sang pangeran tak ingin kalah berada di posisi bawah dari sang ksatria, namun sang ksatria tak pernah memperdulikannya, ia hanya memberikan yang terbaik terhadap apa yang dilakukannya.  Ketulusan hati sang ksatria, keramahan, dan kelembutannya ini menggoyahkan hati sang putri. Sang putri akhrinya jatuh cinta pada sang ksatria.
Pangeran pun marah, sudah berapa tahun pangeran dan putri menjalin cinta namun semuanya bagai melebur setelah kedatangan sang ksatria. Pangeran menghabiskan malam-malamnya untuk berfikir jernih, alhasil pangeran mengurungkan niatnya masalah cinta, karena niat sesungguhnya ia datang ke kerajaan adalah ingin menghancurkannya. Inilah taktik balas dendam sang pangeran atas kejadian 20 tahun lalu atas meninggalnya sang ayah. Sudah bertahun-tahun hal ini dinantkan olehnya. Beberapa hari setelah itu, tepat ketika kerajaan ini dipimpin oleh sang pangeran, sang raja mempercayakan penuh nasib kerajaan ditangan sang pangeran. Sang pangeran pun tersenyum, kerajaan sudah berada ditangannya saaatnya balas dendam terhadap sang raja. Ksatria, putri dan raja pun akhirnya mengetahui kedok pangeran, apalah nasi sudah menjadi bubur.  Sang raja pun diambang kematian. Sang putri datang dan terus menangis, ksatria pun mencoba memulihkan hati sang pangeran yang bertindak salah. Pertengkaran kata akhirnya terjadi. Kstaria yang baik, adil dan cerdas, meminta sang pangeran untuk menjaga dan melindungi sang putri, karena hanya cinta mereka berdua yang mampu membawa kerajaan ini tentram dan damai menuju sejahtera.
Berbagai teori dan penjelasan tak menyelesaikan masalah tersebut, akankah hal ini diselesiakan secara tindakan nyata?. Beberapa menit kemudian, inilah hati sang pangeran berubah menjadi iba. Ia benar-benar tidak bisa membalaskaa dendamnya kepada sang raja. Ia benar-benar mencintai kerajaan ini, ia benar-benar mencintai sang putri kerajaan. Sang raja pun menyadari akan ketamakannya, ia mengakui atas kesalahan meninggalnya sang ayah pangeran. Akhirnya keduanya pun mampu diselesaikan atas maaf sang raja kepada sang pangeran. Sang pangeran akhirnya menikah dengan sang putri atas restu sang raja. Kerajaan pun hidup damai dan sejahtera, mansyur akan kejayaannya. Sang kstria pun hidup bahagia bersamanya dan menemukan putri lain yang membawanya merasa bahagia dua kali lipat. 

Senin, 06 Februari 2017

Benci

                Saat itu dibawah pohon kenanga pada 2016, aku dan kamu bertatap muka. Panjang tujuh puluh lima centimeter lebih tepatnya memisahkan jarak antaranya. Kini engkau berada di hadapanku, tepat ketika membuka mata adalah bayangmu. Engkau pun berkata bahwa aku membencimu. Tidakkah pertanyaan itu untukmu sendiri? Atas dasar apa engkau mengatakannya?
                Bintang-bintang masih berkelip menyaksikan, namun tak kalah indah dengan parasmu dibawah lampu temaram. Engkau pun tersenyum  polos, berharap malam ini bersahabat menjadi malam yang panjang. Aku pun masih takjub terhadap pernyataan yang keluar dari mulut, dari bibirmu yang tipis. Tidakkah engkau memahaminya selama ini?. Bilasaja engkau memiliki rasa, sudah seharusnya engkau mengatakannya padaku. Haruskah aku bertanya terlebih dahulu?
                Aku membencimu ketika aku tak bisa berbicara denganmu. Aku benci ketika tak ada waktu yang bisa kita habiskan berdua. Aku benci ketika engkau tersenyum bersama perempuan lain. Aku benci. Aku benci ketika engkau jauh dari lingkunganku. Aku benci engkau tertawa bahagia tanpa adanya diriku. Aku sangat benci. Lantas apa setelah semua celotehanku? Engkau pun hanya terdiam tanpa kata. Senyum yang mewarnai terangnya malam itu melebur bersama wajahmu yang menunduk. Begitulah, sudah cukup menjelaskan kah bahwa aku menyukaimu dengan cara yang seperti itu?
                Suasana pun menjadi hening selama tiga menit lebih tepatnya. Engkau pun angkat bicara, menyanggah mengapa tak pria lain saja yang lebih mampu membahagiakanku? Tidak. Apakah baru saja engkau mematahkan harapanku?. Aku tak ingin engkau seperti pangeran yang hidup dalam dongeng, karena aku tak berharap menjadi putri salju. Aku tak ingin engkau seperti Romeo karena aku hidup bukan untuk mati bersamamu seperti Juliet. Aku tak berharap kisah ini seperti romance picisan pada kiranya sebuah film. Yang ku ingini hanya benar-benar kisah antara nama ‘aku’ dan ‘kamu’ . Mencintaimu itu tak mudah, bila memang harus patah, itu sudah sejak dulu. Bila memang harus berhenti, itu sudah ku mulai namun tak kunjung selesai. Begitulah, aku membencimu dengan cara seperti itu.