Kamu apakabar? Aku harap kamu
baik-baik saja saat ini, sesuai doa-doa yang selalu ku panjatkan pada Tuhanku.
Saat ini aku sedang sedih, karena ku tak tahu lagi kabar darimu. Kau sedang
apa, bagaimana perasaanmu, keadaanmu sejauh ini seperti apa aku tak bisa lagi
memahami. Aku merindukanmu pasti, aku merindukan tulisan-tulisanmu. Aku harap
kamu mengerti bahwa mulai dari lembar pertama hingga terbitan terbaru, akulah yang setia membacanya.
Aku
tahu kita pernah melukis cerita dulu. Aku mengerti kita pernah mengukir
kenangan yang sampai saat ini kenangan terindah itu adalah ketika ku habiskan
waktu bersamamu. Aku paham kita pernah dekat dalam setiap waktu yang kita
miliki, namun itu dahulu dan sekarang masalahnya adalah aku merindukanmu. Aku
rindu saat-saat kita sedang bersama, merajut kasih bercumbu asmara seakan dunia
ini milik berdua. Aku pun paham saat
ini kita berpisah, bukan karena waktu yang memisahkan kita, tapi memang hati
tak bisa dipaksakan. Aku pun mengerti bahwa saat ini kita telah jauh, bukan
hanya raga namun lebih daripada itu, komunikasi, jarak yang membuatku sangat
tersiksa setiap kali aku merindumu.
Aku
merindukan senyummu yang manis dibawah lampu temaram. Aku rindu sikapmu yang
lugu dan lucu. Ingin sekali rasanya ku tatap kembali bola matamu, yang selalu
mengingatkanku untuk selalu melihat ke dalam diriku. Aku rindu caramu berbicara
denganku. Aku rindu caramu menghiburku ketika aku bosan dan malas-malasan tanpa
semangat. Aku hanya senang melihatmu baik-baik saja meski kita tak bisa bersama
lagi seperti dahulu. Aku senang bisa melihat dan merasakan perasaan yang sedang
kamu alami melalui tulisanmu. Aku tersenyum bahagia meski hanya tahu melalui
media sosial, begitulah caraku bahagia terhadapmu. Kamu pun harus mengerti
bahwa aku yang selalu menanti tulisanmu, karena dari mana lagi aku bisa
mengerti keadaanmu jika tidak dari sana. Bukannya aku berharap tinggi kembali
atas perasaan yang selama ini ku jaga, aku hanya belum terbiasa melepaskanmu
dari pikiranku. Sekali dua kali aku masih memikirkanmu, meski aku sudah sangat
nyaman dengan keadaanku saat ini, meski aku terlalu nyaman dengan kesibukkanku
sendiri, mengertilah bahwa dalam hati ini masih ada ruang untukmu. Aku bahagia
dengan orang lain, aku bahagia bersama teman-teman seperjuanganku dan
kehangatan keluargaku, namun ku tak pernah mengerti sampai kapan aku tidak
merindumu. Saat ini aku percaya dengan kalimat “ You never stop to love someone, you just learn to live without them.”
Aku
tidak berharap kamu untuk kembali padaku datang padaku, hanya saja Tuhan
mengabulkan setiap bait doa-doaku itulah sudah lebih dari cukup. Bagaimana aku
selalu membisikkan rindu pada setiap ibadahku. Semoga yang selalu disemogakan,
seperti yang selalu diharapkan bahwa kamu akan baik-baik saja, meski dalam
keadaan apapun tanpa aku ketahui.