Terimakasih kepadamu yang telah
datang dalam hidupku, berkatmu aku tahu bagaimana rasa sakit, rasa rindu, rasa
sedih, dan rasa pahit sampai ujung tenggorokanku sulit untuk bernafas. Terimakasih
banyak atas pelajaran tentang kesabaran. Akhirnya aku memahami, apakah
kesabaran memiliki batasan? Kini aku tahu jawabannya. Bahwa rasa sakit meski
tak berdarah sebesar apapun akan luruh oleh rasa sabar. Tak ada yang mampu
mengalahkan rasa sabar, selemah apapun fisik, serapuh apapun hati sekali
tertanam kesabaran, dunia tak akan berani menyakitinya.
Perempuan
yang selalu kamu saksikan kuat, yang selalu bisa memeluk segala rasa sakit
namun mereka bukanlah manusia super. Hatinya sama tidak terbuat dari baja. Perempuan
tetaplah manusia biasa. Saat seseorang melihat ketegaran hatinya, mereka tidak
tahu betapa keras perjuangannya untuk selalu membujuk dirinya sendiri
menanamkan rasa sabar, membujuk diri untuk melepaskan, melupakan hal-hal yang
tak perlu diperpanjang maka mengertilah bahwa semua hal itu tidak ada yang
ringan untuk dilewati. Kamu tahu, ilmu yang paling sulit adalah ilmu ikhlas,
namun kamu juga harus tahu bahwa menghadapi sesuatu yang paling utama adalah
tentang kesabaran. Bahwa ketulusan hanya yang bersangkutanlah yang tahu seberapa ikhlas ia
telah berdamai dengan sesuatu.
Dalam
hal cinta, kamu harus mengerti bahwa mencintai dan dicintai sama-sama
memberikan rasa sakit. Resiko mencintai adalah sakit, dan resiko dicintai
adalah membuat orang lain sakit. Lalu resiko saling mencintai adalah kehilangan
yang berujung sakit bahkan sekarat. Sekuat apapun pertahananmu, kamu tak akan
bisa melewatinya tanpa rasa sabar. Kesabaranlah yang akan membuatmu bertahan
sampai saat ini.
Sekali
lagi terima kasih banyak telah mengajariku lebih tentang kesabaran. Sekarang aku
tahu jawaban yang sedang ku cari.