Kamis, 29 Juni 2017

Tentang Kesabaran

     Terimakasih kepadamu yang telah datang dalam hidupku, berkatmu aku tahu bagaimana rasa sakit, rasa rindu, rasa sedih, dan rasa pahit sampai ujung tenggorokanku sulit untuk bernafas. Terimakasih banyak atas pelajaran tentang kesabaran. Akhirnya aku memahami, apakah kesabaran memiliki batasan? Kini aku tahu jawabannya. Bahwa rasa sakit meski tak berdarah sebesar apapun akan luruh oleh rasa sabar. Tak ada yang mampu mengalahkan rasa sabar, selemah apapun fisik, serapuh apapun hati sekali tertanam kesabaran, dunia tak akan berani menyakitinya.
      Perempuan yang selalu kamu saksikan kuat, yang selalu bisa memeluk segala rasa sakit namun mereka bukanlah manusia super. Hatinya sama tidak terbuat dari baja. Perempuan tetaplah manusia biasa. Saat seseorang melihat ketegaran hatinya, mereka tidak tahu betapa keras perjuangannya untuk selalu membujuk dirinya sendiri menanamkan rasa sabar, membujuk diri untuk melepaskan, melupakan hal-hal yang tak perlu diperpanjang maka mengertilah bahwa semua hal itu tidak ada yang ringan untuk dilewati. Kamu tahu, ilmu yang paling sulit adalah ilmu ikhlas, namun kamu juga harus tahu bahwa menghadapi sesuatu yang paling utama adalah tentang kesabaran. Bahwa ketulusan hanya yang  bersangkutanlah yang tahu seberapa ikhlas ia telah berdamai dengan sesuatu.
      Dalam hal cinta, kamu harus mengerti bahwa mencintai dan dicintai sama-sama memberikan rasa sakit. Resiko mencintai adalah sakit, dan resiko dicintai adalah membuat orang lain sakit. Lalu resiko saling mencintai adalah kehilangan yang berujung sakit bahkan sekarat. Sekuat apapun pertahananmu, kamu tak akan bisa melewatinya tanpa rasa sabar. Kesabaranlah yang akan membuatmu bertahan sampai saat ini.
     Sekali lagi terima kasih banyak telah mengajariku lebih tentang kesabaran. Sekarang aku tahu jawaban yang sedang ku cari.